Trump Pernah Usir Wanita Berjilbab Di Kampanye? – Sebagai republik federal yang dijuluki “Adikuasa”, perubahan kecil pada Amerika bahkan mampu menarik perhatian dunia. Salah satu hal tentang Amerika Serikat yang sering dibincangkan oleh para blogger di blognya adalah mengenai politik. Seperti momen pemilu beberapa waktu lalu. Persaingan politik berupa pemilihan presiden Amerika Serikat yang belum lama terjadi antara Hillary Clinton dan Donald Trump. Kedua calon presiden ini merupakan kandidat kuat dari masing – masing kubu. Namun, pada akhirnya Hillary harus menerima kekalahannya atas Trump.

Baik sebelum maupun sesudah menjadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kerap kali menngeluarkan pernyataan – pernyataan yang cukup kontroversial. Pada masa kampanyenya, tim kampanye Trump pernah mengusir seorang wanita berjilbab yang menghadiri kampanye tersebut. Padahal menurut pernyataan wanita berjilbab tersebut ia tidak membuat suatu keributan apapun. Wanita tersebut hanya berdiri dalam diam di belakang Trump yang sedang berkampanye.

Menurut penuturan wanita bernama Rose Hamid ini ia dikeluarkan dari kerumunan massa yang berkampanye dan sempat mendengar pendukung fanatik Trump meneriakkan “ Keluar!”. Selain itu, kalimat yang lebih menyedihkan yang sempat ia dengar adalah “Kamu punya bom.” dari seseorang yang Hamid pun tak tahu ia siapa. Hamid merasa hal – hal yang dialaminya begitu aneh.

Mengenai kejadian tersebut, salah satu personil Departemen Kepolisian Rock Hill yang bernama Mayor Steven Thompson memberikan tanggapan atas hal tersebut. Menurut informasi yang ia ketahui Hamid dikeluarkan setelah salah satu panitia kampanye mengucapkan sebuah kalimat yang kurang lebih berbunyi “Siapapun yang membuat gangguan harus dikeluarkan”.

Lalu siapa yang sebenarnya benar? Padahal saat itu Rose Hamid hanya memperhatikan dengan tertib dan damai. Apakah itu sebuah kesalahan?

Sebelumnya Hamid sendiri bercerita bahwa tujuannya datang ke kampanye hanyalah untuk menunjukkan bagaimana Muslim sebenarnya, bahwa umat Muslim adalah umat yang penuh perdamaian. Hal itu ia lakukan karena mungkin banyak dari pendukung Trump yang belum pernah bertemu atau berinteraksi dengan umat Muslim.

Hamid memang bergabung dengan anggota lainnya di lokasi di mana sekelompok orang ingin melakukan protes dengan tenang atas pernyataan – pernyataan Trump tentang Islam. Namun saat itu, baik Hamid maupun sekumpulan orang tersebut tidak melakukan kegaduhan yang dapat membuat mereka perlu diusir dari lokasi kampanye.

Ada satu hal yang cukup menyentuh yang terjadi bersamaan dengan kejadian pengusiran tersebut. Kala Hamid digiring keluar, beberapa pendukung Trump di dekatnya memgang tangannya dan mengucapkan kata “Maaf”. Mereka adalah contoh pendukung yang berhati baik. Karena tidak semua pendukung calon tertentu berhati buruk, pasti ada yang baik juga.

[wpspw_post show_full_content=”true”]